Ketika melalui sore ini, aku berharap bisa melihat kemesraan Merapi Merbabu di ujung barat. Dua sejoli yang gagah mencakar langit Jawa Tengah memang membuatku senang ketika melihatnya. Yaa manusia memang bisa merencanakan. Sore ini memang mendung, membuat sepasang kekasih dari barat ini tidak nampak dari pandanganku... sebuah mendung yang memang tidak direncanakan
First Adsense
YANG MEREKA TIDAK TAHU
Aksi, Demo, atau apapun yang mereka ributkan.. ada banyak yang mereka tidak tahu. Karena ketidaktahuannya mereka dengan mudahnya menghakimi rekan-rekan mereka sendiri, saudara-saudara mereka.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa cumlaude yang berangkat aksi. Iya, mereka selalu ribut "mending kuliah yang bener, gausah aksi aksi segala". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada mahasiswa-mahasiswa berprestasi yang turun ke jalan. Banyak. Untuk menyebutkan lebih dari satu.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa penerima beasiswa yang berangkat aksi. Iya, mereka selalu ribut "daripada buang waktu dan uang ikut aksi, mending bikin essai buat beasiswa". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada banyak sekali mahasiswa dengan beasiswa merasa bertanggung jawab untuk turut serta secara langsung memperjuangkan suara-suara keadilan dan kesejahteraan.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang sebelum aksi ikhlas begadang agar tugas yang harus dikumpulkan pada saat aksi bisa dikumpulkan lebih awal sembari memohon restu dosen yang bersangkutan. Iya, mereka selalu ribut "kuliah aja masih bolos lu. Banyak gaya ikut aksi segala". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada banyak sekali mahasiswa yang menggunakan malam-malamnya lebih banyak dan beristirahat lebih sedikit, agar kedua tanggung jawabnya dapat terlaksana, sebagai mahasiswa dan sebagai rakyat.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang mengerjakan laporan praktikum di bis menuju lokasi aksi, dan menyimpannya baik-baik di dalam tas saat aksi, sambil sedikit was-was kalau-kalau aparat menembakkan water canon dan membasahi laporan yang dikerjakan. Iya, mereka selalu ribut "demo mulu, giliran laprak nyontek". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada strategi khusus yang diperlukan ketika menulis di dalam bis yang bergerak, terlepas dari seberapa sulitnya laporan itu sendiri. Mahasiswa yang menuntut tanggung jawab pemerintah tanpa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang sibuk berbalas email dengan dosen pembimbingnya selama perjalanan menuju dan dari lokasi aksi. Iya, mereka selalu ribut "skripsi itu kerjain, demo gak ada gunanya". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, bagaimana mahasiswa merayu dosennya agar bersedia membimbingnya secara virtual. Membahas metodologi metodologi sambil sesekali memantau ujaran korlap aksi.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang membawa bekal nasi menuju aksi. Iya, mereka selalu ribut "lu aksi dibayar kan? ah pasti dibayar sama parpol x. Nyusahin masyarakat aja bikin macet". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, kas bem pun kadang tak cukup membayar sewa bis aksi. Mahasiswa itu akan sukarela udunan demi berangkat aksi. Sehingga bawa bekal adalah ide terbaik yang mahasiswa punya. Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada pedagang air tebu depan istana yang sukarela membagikan seluruh dagangannya hari itu dan bilang "Makasih ya dek, sudah mewakili suara bapak".
Ikut dan tidak ikut aksi, bukan siapa paling benar, siapa paling mulia. Ini hanya cara mengungkapkan kecintaan pada tanah air. Berhentilah saling mencaci dan menghujat rekan-rekan kita, saudara-saudara kita. Sudah kewajiban kita saling mendukung dan mendoakan.
Yang mereka tidak tahu.....
Sumber https://timeline.line.me/post/_dSvDHOapMZk9s4V_RK_-MqVVcVMB71VpeJbxah4/1150857557106061940
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa penerima beasiswa yang berangkat aksi. Iya, mereka selalu ribut "daripada buang waktu dan uang ikut aksi, mending bikin essai buat beasiswa". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada banyak sekali mahasiswa dengan beasiswa merasa bertanggung jawab untuk turut serta secara langsung memperjuangkan suara-suara keadilan dan kesejahteraan.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang sebelum aksi ikhlas begadang agar tugas yang harus dikumpulkan pada saat aksi bisa dikumpulkan lebih awal sembari memohon restu dosen yang bersangkutan. Iya, mereka selalu ribut "kuliah aja masih bolos lu. Banyak gaya ikut aksi segala". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada banyak sekali mahasiswa yang menggunakan malam-malamnya lebih banyak dan beristirahat lebih sedikit, agar kedua tanggung jawabnya dapat terlaksana, sebagai mahasiswa dan sebagai rakyat.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang mengerjakan laporan praktikum di bis menuju lokasi aksi, dan menyimpannya baik-baik di dalam tas saat aksi, sambil sedikit was-was kalau-kalau aparat menembakkan water canon dan membasahi laporan yang dikerjakan. Iya, mereka selalu ribut "demo mulu, giliran laprak nyontek". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada strategi khusus yang diperlukan ketika menulis di dalam bis yang bergerak, terlepas dari seberapa sulitnya laporan itu sendiri. Mahasiswa yang menuntut tanggung jawab pemerintah tanpa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang sibuk berbalas email dengan dosen pembimbingnya selama perjalanan menuju dan dari lokasi aksi. Iya, mereka selalu ribut "skripsi itu kerjain, demo gak ada gunanya". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, bagaimana mahasiswa merayu dosennya agar bersedia membimbingnya secara virtual. Membahas metodologi metodologi sambil sesekali memantau ujaran korlap aksi.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang membawa bekal nasi menuju aksi. Iya, mereka selalu ribut "lu aksi dibayar kan? ah pasti dibayar sama parpol x. Nyusahin masyarakat aja bikin macet". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, kas bem pun kadang tak cukup membayar sewa bis aksi. Mahasiswa itu akan sukarela udunan demi berangkat aksi. Sehingga bawa bekal adalah ide terbaik yang mahasiswa punya. Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada pedagang air tebu depan istana yang sukarela membagikan seluruh dagangannya hari itu dan bilang "Makasih ya dek, sudah mewakili suara bapak".
Ikut dan tidak ikut aksi, bukan siapa paling benar, siapa paling mulia. Ini hanya cara mengungkapkan kecintaan pada tanah air. Berhentilah saling mencaci dan menghujat rekan-rekan kita, saudara-saudara kita. Sudah kewajiban kita saling mendukung dan mendoakan.
Yang mereka tidak tahu.....
Sumber https://timeline.line.me/post/_dSvDHOapMZk9s4V_RK_-MqVVcVMB71VpeJbxah4/1150857557106061940
Aku dan Keadaan
Setelah melihat gambar story kakak kelasku yang mendapat kesempatan kuliah di PTN yang katanya punya sebutan serba "ter" di Indonesia, sejenak aku memikirkan sesuatu. Mereka punya kelebihan dengan kesempatan ini, lantas di manakan posisiku? Seorang yang tidak mempunyai kesempatan sebaik mereka. Apakah cukup berlepas tangan dan melarikan diri dari kenyataan? Yang kupikirkan adalah... bagaimana cara melampaui mereka dengan apa yang kumiliki sekarang. Yaa, walaupun aku terkadang kena mental blocking ketika mendengar atau membaca literasi atau berita tentang PTN itu, namun aku ingin membuktikan bahwa suatu saat aku juga bisa seperti mereka yang mampu membangun agama dan bangsa ini.. aamiin
Pemandangan Malam
Di sebuah malam yang cukup dingin, terlihat berbagai pemandangan yang berwarna. Di Underpass Kartasura, kulihat seorang bapak paruh baya berbaju lusuh dengan muka lelahnya masih menjual jagung rebus dagangannya sembari melepas penat di samping riuhnya suara kuda besi. Di jalan yang sama, seorang kakek tua mengayuh becak dengan kepayahan, entah dengan muka kebahagiaan atau kesedihannya, menerjang angin yang menusuk para pemakai jalanan. Kontras dengan semua itu, di daerah sekitar kampus universitas di Surakarta, banyak pemuda nongkrong, entah apa yang mereka bicarakan. Berduaan, makan di tempat mewah, dan mengepulkan asap rokok menjadi pemandangan yang lumrah terjadi di sana.
Sebuah kontradiksi antara generasi lama dengan generasi baru, pertanyaannya apakah keadaan ini akan terus seperti ini atau berubah pada suatu masa?
Pesan Seorang Kakak untuk Adik-Adiknya
SEBUAH PESAN
Kepada adik2ku SPB 2017.Selamat, atas wisuda kalian. Kuucapkan selamat dan terimakasih banyak atas waktu, tenaga, maupun materi yg kalian berikan selama kurang lebih 1 bulan ini.
Saya bukanlah panitia SPB. Jadi sebenarnya saya tak memiliki hak untuk memberikan suara sebagai BEM UNS, maka saya katakan ini sebagai seorang kakak yg menyayangi adiknya,
Bahwa kalian berhak lulus.
Bahwa kalian layak untuk lulus.
Pertama, kalian bayar. Dan tak perlu munafik, selaku pemilik modal, kalian tidak seharusnya diberi status tidak lulus. Nggak usah munafik lah ya. Hahaha.
Kedua, bahwa kalian memang pantas.
Pantas menjadi seorang "penerus", yakni seorang yg mudah dikendalikan. Mudah puas. Tidak kritis. Dan takut untuk mempertanyakan sesuatu.
Atau setidaknya itu yg saya lihat.
Bahwa kalian berhak lulus.
Bahwa kalian layak untuk lulus.
Pertama, kalian bayar. Dan tak perlu munafik, selaku pemilik modal, kalian tidak seharusnya diberi status tidak lulus. Nggak usah munafik lah ya. Hahaha.
Kedua, bahwa kalian memang pantas.
Pantas menjadi seorang "penerus", yakni seorang yg mudah dikendalikan. Mudah puas. Tidak kritis. Dan takut untuk mempertanyakan sesuatu.
Atau setidaknya itu yg saya lihat.
Maka, selaku seorang kakak yg baik, ingatlah hal ini baik2.
Ideologi kalian saat ini boleh saja murah harganya. Tapi jangan sampai murahan. Mulailah untuk berpikir sendiri, berdiri sendiri, dan bertanggung jawab atas segala yg kamu pikir, ucap dan lakukan.
Jangan lagi bertindak atas dasar:
"Katanya orang ini..." tapi tak berani bertanggung jawab. Maupun bertindak atas dasar: "Aku yakin..." tapi tau alasannya.
Kritislah. Carilah celah untuk mengkritik sampai kalian tak mampu kritik. Kritik suatu kritik dari orang lain.
Jangan. Takut.
Banggalah menjadi dirimu yg tak sama dengan orang lain.
Banggalah dengan pemikiranmu yg tak semuanya dimiliki orang lain.
Banggalah dan teriakkan dengan lantang apa yg kamu yakini dan kamu ketahui itu benar, dan jangan takut salah.
Sebab manusia letak segala kesalahan dan kebenaran itu sendiri bersifat paradoks.
"Katanya orang ini..." tapi tak berani bertanggung jawab. Maupun bertindak atas dasar: "Aku yakin..." tapi tau alasannya.
Kritislah. Carilah celah untuk mengkritik sampai kalian tak mampu kritik. Kritik suatu kritik dari orang lain.
Jangan. Takut.
Banggalah menjadi dirimu yg tak sama dengan orang lain.
Banggalah dengan pemikiranmu yg tak semuanya dimiliki orang lain.
Banggalah dan teriakkan dengan lantang apa yg kamu yakini dan kamu ketahui itu benar, dan jangan takut salah.
Sebab manusia letak segala kesalahan dan kebenaran itu sendiri bersifat paradoks.
Maka janganlah egois, dan jangan pula merasa cuek dan bodo amat atas suatu keputusan.
Berdirilah. Dan pikirkanlah. Bahwa ada satu alasan kenapa namamu terpilih diantara ratusan manusia lain yg ingin mengikuti sekolah ini.
Tunjukkanlah bahwa kamu bisa meneruskan bangsa ini. Meneruskan kebajikannya. Meneruskan daya kritisnya. Meneruskan keberaniannya.
Sebab bangsa kita lahir dasarnya berasal dari pemberontakan oleh para budak! Budak kerajaan, budak Belanda dan Jepang, hingga kini menjadi budak orang2 asing.
Maka banggalah menjadi pemberontak!
Pemberontak yg baik. Yg tidak buta akan suatu rasa sakit hati. Yg tidak dibatasi atas hutang budi oleh instansi. Yg berdiri sendiri tanpa perlu dituntun lagi. Jadilah mandiri!
Dek. Saya bangga sama kamu. Saya yakin, kalian adalah generasi yg baik. Yg beragam. Mungkin ada yg suka dakwah. Ada juga yg suka seni. Ada yg suka menjadi populis lewat tulisan maupun gambar2 repost di sosial media, hingga yg suka menjadi aktivis. Entah aktivis politik, lingkungan, sosial, ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Tapi ingatlah. Bahwa kalian adalah penerus bangsa ini. Bangsa Indonesia. Maka suatu saat, ketika kalian menjadi seorang bangsat, ingat.
Bangsa ini juga akan dipenuhi orang2 bangsat. Begitupula sebaliknya.
Salam sayang, kakakmu yg bakal jarang sekali kau temui.
Muhammad Hasan Hanafi.
Curahan Hati 18 Oktober
Hai teman, adakah yang tahu rasanya keramaian? Apakah rasanya semanis es krim coklat dengan topping vanila yang menggoda? Ataukah seperti camilan pedas yang memancing lidah? Aku tak paham rasa itu. Keramaian, ya, sebuah kata yang sampai saat ini belum benar-benar ku rasakan. Andai kalian tahu, penulis merasa kesepian. Diri ini memimpikan sebuah keramaian, seperti sekelompok orang yang tertawa dalam diskusi ringannya, atau beberapa remaja yang belajar kelompok. Hehe, mungkin seperti itu yang namanya keramaian. Dan sekarang, aku merasa kesepian
Celoteh pada Ahad Dinihari
Nyam2 enak
Sayangnya kehidupan tak melulu seenak biskuit coklat.. kadang ia bisa sepahit butrowali.. bahkan sepedas cabai rawit ataupun semasam mangga muda..
Ya.. sebuah kehidupan.. tanpa adanya liku2 bernama masalah, kehidupan hanya seperti minum teh tawar.. tak ada rasanya, lantas bagaimanakah kita mewarnai hidup? apakah harus menjadi orang kaya berjas necis? ataukah hidup glamour dengan perhiasan melimpah? atau hanya sekadar dapat makanan untuk mempertahankan kelangsungan hidup? tentunya tidak hanya itu.. kehidupan adalah sebuah proses yang apabila ketika manusia mampu memetik pelajaran dari segala peristiwa yang dialami, akan menjadikan ia berkembang menuju arah yang lebih baik, lalu ia membagikan ilmunya kepada orang lain sebagai tindak lanjutnya.. yaa kehidupan adalah ajang untuk berbagi kebermanfaatan bagi orang lain 😊
Sayangnya kehidupan tak melulu seenak biskuit coklat.. kadang ia bisa sepahit butrowali.. bahkan sepedas cabai rawit ataupun semasam mangga muda..
Ya.. sebuah kehidupan.. tanpa adanya liku2 bernama masalah, kehidupan hanya seperti minum teh tawar.. tak ada rasanya, lantas bagaimanakah kita mewarnai hidup? apakah harus menjadi orang kaya berjas necis? ataukah hidup glamour dengan perhiasan melimpah? atau hanya sekadar dapat makanan untuk mempertahankan kelangsungan hidup? tentunya tidak hanya itu.. kehidupan adalah sebuah proses yang apabila ketika manusia mampu memetik pelajaran dari segala peristiwa yang dialami, akan menjadikan ia berkembang menuju arah yang lebih baik, lalu ia membagikan ilmunya kepada orang lain sebagai tindak lanjutnya.. yaa kehidupan adalah ajang untuk berbagi kebermanfaatan bagi orang lain 😊
Langganan:
Postingan (Atom)
Angels Like You
Mmm, mmm, mmm Flowers in hand, waiting for me Every word in poetry Won't call me by name, only baby The more that you give, the less t...
-
Sekarang tibalah saatnya Izinkan kami mohon diri Memohon doa serta restu Kawan, Ibu, dan Bapak Guru Dengan rasa rindu di kalbu Titikla...
-
"Sesusah itu ya mencari senyum yang tulus kek biasanya?" Nanda mengernyitkan dahi karena pertanyaan yang menurutnya sederhana itu...
-
Di tengah malam yang senyap tanpa ada suara makhluk apapun, Iril bernostalgia tentang masa lalunya.. "Hamad.., Sani..., Hanah......
-
Nemu postingan story wa seseorang, disitu ada gambar cewek yang sedang menuangkan kopi/teh (aku menyebutnya demikian) namun airnya mala...
-
Akhir pekan yang membosankan. Helmi, seorang mahasiswa akhir terbangun dari tidur pendeknya. Tidur pedek seakan menjadi sarana untuk mendin...