Akhir pekan yang membosankan. Helmi, seorang mahasiswa akhir terbangun dari tidur pendeknya. Tidur pedek seakan menjadi sarana untuk mendinginkan tubuh akan panasnya tuntutan tugas akhir. Sembari merapikan selimut dan bantal yang berserakan, kamar tidur berukuran 3 x 4 m dengan cat warna putih dan hijau yang tak nampak hijaunya menjadi ruang mutlifungsi. Berkeluh kesah, melakukan hobinya yang menjelajahi dunia lewat tulisa, menyelesaikan tugas, bahkan menjadi penulis mimpi adalah aktivitas yang Helmi lakukan di bilik kecilnya.
If you love.. All I want It, All I need it... Lagu Kodaline berjudul All I want berdendang memenuhi keheningan 'ruang kerja' Helmi. Duduk bersila sembari menghadap laptop untuk mengerjakan seminar hasil sembari menyimak materi dari ekspertis adalah hal yang ia lakukan pada hari itu. Hari Sabtu yang ia bayangkan untuk bisa lebih beristirahat sekaligus menyimak turnamen game mobile sepertinya hanya menjadi angan Helmi belaka. "Selasa ada tugas dari A, Rabu ada presentasi B, Jumat ada ujian C " kepala Helmi penuh dengan bayangan seram akan agenda yang harus ia lalui beberapa hari ke depan.
Lagi-lagi, laptop PH berwarna cokelat krem dengan HP sumsang tahun 2017 yang sepertinya merengek untuk beristirahat karena sudah bekerja rodi menjadi teman Helmi menyelesaikan akhir pekannya. Mau makan pun rasanya hambar. Jangankan makan, kantuk yang menghantui layaknya dosen killer yang menerkam dengfan kata-kata manisnya harus tetap ditahan demi menuntaskan hari yang sepertinya panjang.Langit siang itu mendung. Suasana gelap dari gumpalan awan kumulus berwarna abu menambah cekam akhir pekan Helmi. Di tengah fokusnya yang mulai memudar gara-gara menyimak isian materi mengenai public speaking, ia membuka aplikasi chatting dengan logo kotak berwarna hijau, sebut saja offlaner. Isinyaa beragam, mulai dari pesan panjang dari Amad yang membutuhkan saran untuk menjalani kehidupan perkuliahan, ada pula secuil pesan dari Maes yang singkat namun perlu banyak pertimbangan dalam menjawabnya. Ada pula chat dari Rara yang ujung-ujungnya membuat Helmi lupa akan keluh kesahnya.
Helmi, mungkin banyak yang bernasib serupa dengannya, adalah gambaran mengenai salah satu pemuda yang menghabiskan akhir pekan dengan hal yang entah berguna bagi dirinya atau tidak. Darinya kita bisa belaajr bahwa ada-ada saja hal yang dapat dilakukan ketika kepala pada mode ketika mau meledak. Haha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar