Aksi, Demo, atau apapun yang mereka ributkan.. ada banyak yang mereka tidak tahu. Karena ketidaktahuannya mereka dengan mudahnya menghakimi rekan-rekan mereka sendiri, saudara-saudara mereka.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa cumlaude yang berangkat aksi. Iya, mereka selalu ribut "mending kuliah yang bener, gausah aksi aksi segala". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada mahasiswa-mahasiswa berprestasi yang turun ke jalan. Banyak. Untuk menyebutkan lebih dari satu.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa penerima beasiswa yang berangkat aksi. Iya, mereka selalu ribut "daripada buang waktu dan uang ikut aksi, mending bikin essai buat beasiswa". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada banyak sekali mahasiswa dengan beasiswa merasa bertanggung jawab untuk turut serta secara langsung memperjuangkan suara-suara keadilan dan kesejahteraan.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang sebelum aksi ikhlas begadang agar tugas yang harus dikumpulkan pada saat aksi bisa dikumpulkan lebih awal sembari memohon restu dosen yang bersangkutan. Iya, mereka selalu ribut "kuliah aja masih bolos lu. Banyak gaya ikut aksi segala". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada banyak sekali mahasiswa yang menggunakan malam-malamnya lebih banyak dan beristirahat lebih sedikit, agar kedua tanggung jawabnya dapat terlaksana, sebagai mahasiswa dan sebagai rakyat.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang mengerjakan laporan praktikum di bis menuju lokasi aksi, dan menyimpannya baik-baik di dalam tas saat aksi, sambil sedikit was-was kalau-kalau aparat menembakkan water canon dan membasahi laporan yang dikerjakan. Iya, mereka selalu ribut "demo mulu, giliran laprak nyontek". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada strategi khusus yang diperlukan ketika menulis di dalam bis yang bergerak, terlepas dari seberapa sulitnya laporan itu sendiri. Mahasiswa yang menuntut tanggung jawab pemerintah tanpa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang sibuk berbalas email dengan dosen pembimbingnya selama perjalanan menuju dan dari lokasi aksi. Iya, mereka selalu ribut "skripsi itu kerjain, demo gak ada gunanya". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, bagaimana mahasiswa merayu dosennya agar bersedia membimbingnya secara virtual. Membahas metodologi metodologi sambil sesekali memantau ujaran korlap aksi.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang membawa bekal nasi menuju aksi. Iya, mereka selalu ribut "lu aksi dibayar kan? ah pasti dibayar sama parpol x. Nyusahin masyarakat aja bikin macet". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, kas bem pun kadang tak cukup membayar sewa bis aksi. Mahasiswa itu akan sukarela udunan demi berangkat aksi. Sehingga bawa bekal adalah ide terbaik yang mahasiswa punya. Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada pedagang air tebu depan istana yang sukarela membagikan seluruh dagangannya hari itu dan bilang "Makasih ya dek, sudah mewakili suara bapak".
Ikut dan tidak ikut aksi, bukan siapa paling benar, siapa paling mulia. Ini hanya cara mengungkapkan kecintaan pada tanah air. Berhentilah saling mencaci dan menghujat rekan-rekan kita, saudara-saudara kita. Sudah kewajiban kita saling mendukung dan mendoakan.
Yang mereka tidak tahu.....
Sumber https://timeline.line.me/post/_dSvDHOapMZk9s4V_RK_-MqVVcVMB71VpeJbxah4/1150857557106061940
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa penerima beasiswa yang berangkat aksi. Iya, mereka selalu ribut "daripada buang waktu dan uang ikut aksi, mending bikin essai buat beasiswa". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada banyak sekali mahasiswa dengan beasiswa merasa bertanggung jawab untuk turut serta secara langsung memperjuangkan suara-suara keadilan dan kesejahteraan.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang sebelum aksi ikhlas begadang agar tugas yang harus dikumpulkan pada saat aksi bisa dikumpulkan lebih awal sembari memohon restu dosen yang bersangkutan. Iya, mereka selalu ribut "kuliah aja masih bolos lu. Banyak gaya ikut aksi segala". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada banyak sekali mahasiswa yang menggunakan malam-malamnya lebih banyak dan beristirahat lebih sedikit, agar kedua tanggung jawabnya dapat terlaksana, sebagai mahasiswa dan sebagai rakyat.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang mengerjakan laporan praktikum di bis menuju lokasi aksi, dan menyimpannya baik-baik di dalam tas saat aksi, sambil sedikit was-was kalau-kalau aparat menembakkan water canon dan membasahi laporan yang dikerjakan. Iya, mereka selalu ribut "demo mulu, giliran laprak nyontek". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada strategi khusus yang diperlukan ketika menulis di dalam bis yang bergerak, terlepas dari seberapa sulitnya laporan itu sendiri. Mahasiswa yang menuntut tanggung jawab pemerintah tanpa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang sibuk berbalas email dengan dosen pembimbingnya selama perjalanan menuju dan dari lokasi aksi. Iya, mereka selalu ribut "skripsi itu kerjain, demo gak ada gunanya". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, bagaimana mahasiswa merayu dosennya agar bersedia membimbingnya secara virtual. Membahas metodologi metodologi sambil sesekali memantau ujaran korlap aksi.
Yang mereka tidak tahu adalah, ada begitu banyak mahasiswa yang membawa bekal nasi menuju aksi. Iya, mereka selalu ribut "lu aksi dibayar kan? ah pasti dibayar sama parpol x. Nyusahin masyarakat aja bikin macet". Mereka yang ribut tidak pernah tahu, kas bem pun kadang tak cukup membayar sewa bis aksi. Mahasiswa itu akan sukarela udunan demi berangkat aksi. Sehingga bawa bekal adalah ide terbaik yang mahasiswa punya. Mereka yang ribut tidak pernah tahu, ada pedagang air tebu depan istana yang sukarela membagikan seluruh dagangannya hari itu dan bilang "Makasih ya dek, sudah mewakili suara bapak".
Ikut dan tidak ikut aksi, bukan siapa paling benar, siapa paling mulia. Ini hanya cara mengungkapkan kecintaan pada tanah air. Berhentilah saling mencaci dan menghujat rekan-rekan kita, saudara-saudara kita. Sudah kewajiban kita saling mendukung dan mendoakan.
Yang mereka tidak tahu.....
Sumber https://timeline.line.me/post/_dSvDHOapMZk9s4V_RK_-MqVVcVMB71VpeJbxah4/1150857557106061940
Tidak ada komentar:
Posting Komentar